MA Syamsul Huda Memasuki Dasawarsa Kedua
(Catatan ungkapan syukur dan refleksi)
Oleh : MUN’IMUL HUDA
Waktu
Waktu terus berjalan dan berlalu, tak terasa MA Syamsul Huda kini memasuki “usia dewasa” yakni, sembilan belas tahun. Artinya dasawarsa kedua sedang dimasuki. Sesuai catatan internal madrasah, lembaga pendidikan ini didirikan dan diresmikan pada Ahad Wage, 15 Jumadil Ula 1427 H/11 Juni 2006 oleh Romo KH. Chasbullah Badawi selaku ketua dewan masyayikh dan saat itu ketua yayasan dipegang oleh KH. Syuhud Mohshon, Lc., M.H. dalam sebuah musyawarah pendirian yang dihadiri tokoh-tokoh agama dan masyarakat. Kini kedua tokoh utama tersebut dan beberapa pendiri telah berada di alam baqa’. Semoga madrasah ini menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir sampai di hari akhir. Amin.
Syukur
Alhamdulillahi Rabil ‘alamiin, sebuah ungkapan syukur dan puji pada Alloh ta’ala Yang Maha Kuasa yang telah memberikan banyak keberkahan, kekuatan dan pertolongan pada semua pihak yang terlibat baik dewan guru, tenaga kependidikan, Yayasan Perwakilan, Yayasan Pusat bahkan peserta didik, alumni dan wali murid dan masyarakat.
Lembaga pendidikan sebagai sebuah amal usaha dan upaya manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan tentu telah mengalami berbagai tantangan, hambatan, keberhasilan dan bahkan kegagalan. Maka penting kiranya untuk melakukan refleksi.
Refleksi
Refleksi merupakan proses introspeksi dan evaluasi diri terhadap pengalaman, peristiwa, kejadian, dan pilihan yang telah diambil selama sembilan belas tahun. Melalui refleksi refleksi setidaknya ada tiga langkah yang bisa dilakukan. Pertama, mengingat kembali pengalaman hidup, baik positif maupun negatif. Kedua, mengggali pengalaman untuk memahami pelajaran dan hikmah yang dapat diambil. Ketiga, mengambil pelajaran dari pengalaman untuk meningkatkan diri dan membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.
Refleksi dapat membantu pemangku kepentingan (stakeholders) untuk melakukan beberapa hal : Pertama, mengembangkan kesadaran tentang kekuatan, kelemahan, dan tujuan hidup. Kedua, mengatasi masalah dan kesulitan dengan lebih baik. Ketiga, membuat keputusan yang lebih baik dan tepat. Keempat, meningkatkan kualitas lembaga dengan memahami nilai-nilai dan prioritas yang lebih baik.
Harapan dan tantangan
Harapan dan tantangan bagi madrasah di usia ke-19 tahun bisa sangat bervariasi tergantung pada visi dan misi madrasah. Namun, berikut beberapa harapan dan tantangan yang mungkin bisa dijelas-perincian penulis di bawah ini.
Harapan
Ada banyak harapan yang bisa diraih antara lain pertama, peningkatan kualitas pendidikan. Madrasah dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran untuk mencetak generasi yang lebih baik. Kedua,
pengembangan sarana dan prasarana. Madrasah dapat meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung proses belajar mengajar. Ketiga, peningkatan partisipasi masyarakat: Madrasah dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan sosial. Keempat, pengembangan karakter siswa. Madrasah dapat mengembangkan karakter siswa yang baik, seperti akhlak mulia, disiplin, dan tanggung jawab.
Tantangan
Ada sekian banyak tantangan yang dihadapi oleh madrasah sebagai sebuah lembaga pendidikan, antara lain pertama, peningkatan kualitas guru. Madrasah perlu meningkatkan kualitas guru dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kedua, pengembangan kurikulum. Madrasah perlu mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman dan masyarakat. Ketiga peningkatan fasilitas. Madrasah perlu meningkatkan fasilitas dan sarana prasarana untuk mendukung proses belajar mengajar. Keempat, menghadapi perubahan zaman. Madrasah perlu siap menghadapi perubahan zaman dan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan syukur, refleksi dan memahami harapan dan tantangan, madrasah dapat membuat rencana strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Dirgahayu Selamat Hari Lahir ke 19.
Wallou a’lam.
Kedungreja, Rabu Wage, 14 Dzulhijjah 1446H/11 Juni 2025.